Minggu, 28 April 2013

HAI JIWA YANG TENANG

HAI JIWA YANG TENANG

"Inilah tempat pertemuan
Antara teman dan teman, antara sahabat dan sahabat
Antara jiwa dengan jiwa
Dan antara hati dengan hati
Semuanya kembali pada hati nurani"

"Cobalah kau tancapkan paku itu
Kesebuah papan yang indah permukaannya,niscaya setelah kau cabut, permukaannya akan rusak
Begitulah rusaknya perasaan jika tersakiti tertusuk oleh lisan, oleh perbuatan, dan bahasa isyarat yang lainnya"

"Inilah tempat pertemuan
ukurannya bukan terletak pada sejauh mana menyimpan kepercayaan
Tetapi sejauh mana kau siap menyimpan rahasiamu dengan dalam
Berilah kepada siapapun dengan lebih dari apa yang mereka harapkan"


"Jika kau menyesal katakanlah dan tataplah matanya
Teman itu seperti tanda tanda datangnya kupu-kupu
Mengisyaratkan begitu indah perdamaian
"

Teman itu adalah janji
Persahabatan itu adalah menepatinya
Kekasih itu adalah wujud bahagia
Sehidup semati itu adalah harga dari keluarga
"

"Mendung-mendung tiada lagi hitam
Hujan-hujan mulai takluk
Angin-angin mendekati berbisik
Rumput-rumput mengisyaratkan ketenteraman
"

Hai...
Inilah tempatnya pertemuan
Antara teman dan teman
Antara sahabat dan sahabat
Antara susah dan senang
Antara ada lalu menjadi tiada
"

"Hai...
Inilah jalanNya...
Kemana akan kembali...
Mencari jati diri...
Jika kau bersahabat, maka hatimu sahabat terdekat, temanmu adalah sahabat hatimu
Jika kau berteman, jangan janjikan senyum senyum ibthisamah ghairi haqiqiyah
"

"Hai...
Selamat berjuang...
Innalillahi wa innaillaihi Raaji'un....

Jumat, 26 April 2013

SYAIR ULAMA' BESAR PENDIRI MADZHAB SYAFI'IYAH

----==(Al Imam Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'iRahimahullah)==----
Qaala....
عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ إِنْ كُنْتَ غَافِلاً يَأْتِيْكَ بِالْأَرْزَاقِ مِنْ حَيْثُ لاَتَدْرِيْفَكَيْفَ
تَخَافُ الْفَقْرَ وَاللهُ رَازِقًا فَقَدْ رَزَقَ الطَّيْرَ وَالْحُوْتَ فِى الْبَحْرِ
وَمَنْ ظَنَّ أَنَّ الرِّزْقَ يَأْتِيْ بِقُوَّةٍ مَا أَكَلَ الْعُصْفُوْرُ شَيْئًا مَعَ النَّسْرِتَزُوْلُ عَنِ الدُّنْيَا فَإِنَّكَ لاَ تَدْرِيْ إِذَا جَنَّ عَلَيْكَ اللَّيْلُ هَلْ تَعِيْشُ إِلَى الْفَجْرِفَكَمْ مِنْ صَحِيْحٍ مَاتَ مِنْ غَيْرِ عِلَّةٍ وَكَمْ مِنْ سَقِيْمٍ عَاشَ حِيْنًا مِنَ الدَّهْرِ
وَكَمْ مِنْ فَتًى أَمْسَى وَأَصْبَحَ ضَاحِكًا وَأَكْفَانُهُ فِى الْغَيْبِ تُنْسَجُ وَهْوَ لاَ يَدْرِيْ
فَمَنْ عَاشَ أَلْفًا وَأَلْفَيْنِ فَلاَ بُدَّ مِنْ يَوْمٍ يَسِيْرُ إِلَى الْقَبْرِ

Imam Malik Bin Anas (Tabi'ut Tabi'in)


Nama lengkapnya adalam Malik bin Anas Abi Amir al Ashbahi, dengan julukan Abu Abdillah. Ia lahir pada tahun 93 H, Ia menyusun kitab al Muwaththa, dan dalam penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun, selama waktu itu, ia menunjukan kepada 70 ahli fiqh Madinah. Kitab tersebut menghimpun 100.000 hadits, dan yang meriwayatkan al Muwaththa’ lebih dari seribu orang, karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya berjumlah 30 naskah, tetapi yang terkenal hanya 20 buah. Dan yang paling masyur adalah riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi.

Sejumlah ‘Ulama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh, yaitu Al Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththa’. Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad Darimi sebagai gantiAl Muwaththa’. Ketika melukiskan kitab besar ini, Ibn Hazm berkata,” Al Muwaththa’ adalah kitab tentang fiqh dan hadits, aku belum mnegetahui bandingannya.

Kamis, 25 April 2013

QANA’AH, SIFAT MULIA YANG HARUS DIMILIKI OLEH PARA ISTRI

Sikap Qana’ah atau menerima apa adanya (bahasa Jerman nya: nerimo ) pada masalah kebendaan (duniawi) dalam kehidupan suami istri sangat dibutuhkan. Terutama bagi seorang istri tanpa adanya sifat qana’ah maka bisa dibayangkan bagaimana susahnya seorang suami.
Setiap tiba dirumah maka yang terdengar adalah keluhan-keluhan, belum punya ini belum punya itu, ingin beli perhiasan, pakaian baru, sepatu baru, jilbab baru, perkakas rumah tangga, furniture, dan lain-lainnya.
Alhamdulillah bila sang suami memiliki banyak harta.
Apabila tidak, maka yang terjadi adalah pertengkaran dan perselisihan melihat kedudukan suami dengan sebelah mata karena gaji yang kecil .Terkadang keluar keluhan bila si Fulan bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar mengapa engkau tidak??? Sehingga impian membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah warrahmah semakin jauh. Hati menjadi resah dan gundah lalu hilanglah rasa syukur, baik kepada suami maupun kepada Allah.

Rabu, 24 April 2013

SUDUT PANDANG PEMAHAMAN MU'TAZILAH, MUJASSIMAH DAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH ( BAGIAN III )


ASAL MULA PEMAHAMAN MUJASSIMAH


Abul Abbas Taqiuddin Ahmad bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani (IBN TAIMIYAH)
Terdapat satu aliran di dalam Islam yang dipanggil aliran mujassimah yaitu satu fahaman yang mengiktikadkan bahawa Allah Ta’ala itu mempunyai jisim (tubuh badan).Dasar yang menjadi pegangan fahaman ini ialah ayat – ayat Al Quran dan hadis yang mutasyabihat (samar maksudnya).Fahaman ini mengiktikadkan Allah Ta’ala mempunyai tubuh , wajah , tangan , rusuk , kaki dan lain – lain sesuai dengan dasar pengambilan dalil oleh mereka yaitu makna yang zahir dari ayat – ayat Al Quran dan hadis – hadis yang mutasyabihat.

SUDUT PANDANG PEMAHAMAN MU'TAZILAH, MUJASSIMAH DAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH ( BAGIAN II )

ASAL-USUL DAN PENGERTIAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH (Abu al-Hasan bin Isma'il al-Asy'ari dan Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi)
Asal Usul Ahlussunnah Wal Jamaah(Asy`ariyah dan Maturidiyah)
Asy`ariyah adalah sebuah paham aqidah yang dinisbatkan kepada Abul Hasan Al-Asy`ariy (Cikal Bakal Munculnya Paham Ahlussunnah Wal Jama'ah). Beliau lahir di Bashrah tahun 260 Hijriyah bertepatan dengan tahun 935 Masehi. Beliau wafat di Bashrah pada tahun 324 H / 975-6 M.
Awalnya Al-Asy`ari pernah belajar kepada Al-Jubba`i, seorang tokoh dan guru dari kalangan Mu`tazilah. Sehingga untuk sementara waktu, Al-Asy`ariy menjadi penganut Mu`tazilah, sampai tahun 300 H. Namun setelah beliau mendalami paham Mu`tazilah hingga berusia 40 tahun, terjadilah debat panjang antara dia dan gurunya, Al-Jubba`i dalam berbagai masalah terutama masalah Kalam. Debat itu membuatnya tidak puas dengan konsep Mu`tazilah dan dua pun keluar dari paham itu kembali ke pemahanan Ahli Sunnah Wal Jamaah.


SUDUT PANDANG PEMAHAMAN MU'TAZILAH, MUJASSIMAH DAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH ( BAGIAN I )

ASAL MULA MU'TAZILAH (Wasil bin Atha' Al Ghazali)

Kaum Mu`tazilah merupakan sekelompok manusia yang pernah menggemparkan dunia Islam selama lebih dari 300 tahun akibat fatwa-fatwa mereka yang menghebohkan, selama waktu itu pula kelompok ini telahmenumpahkan ribuan darah kaum muslimin terutama para ulama Ahlus Sunnah yang bersikukuh dengan pedoman mereka.
Sejarah munculnya aliran Mu’tazilah oleh para kelompok pemuja aliran Mu’tazilah tersebut muncul di kota Basrah (Iraq) pada abad ke 2 Hijriyah, tahun 105 – 110 H, tepatnya pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik Bin Marwan dan khalifah Hisyam Bin AbdulMalik. Pelopornya adalah seorang penduduk Bashrah mantan murid Al-Hasan Al-Bashri yang bernama Washil bin ‘Atha Al-Makhzumi Al-Ghozzal.

MENEGUHKAN TAUHID (Tafsir Al Ikhlas)

Bissmillahirrahmanirrahim...

Assalamu'alaikum Warahmatullah...


Catatan ini sebagai sanggahan atas golongan yang membagi Tauhid menjadi 3. mereka mengikuti Ulama' Ibnu Taimiyah dalam menelaah Kitab sehingga dalil-dalil tentang Substansi-Substansi Allah di bedah-bedah dalam rangka membuat Tauhid menjadi 3 Bagian.
Allah sudah menerangkan Dalam Qur'an tentang Substansi-Nya termasuk sifat dan Penguasaan-Nya
dan mereka ingin membedakan Allah dalam 3 bagian dengan alasan Rububiyah, Uluhiyah dan Asma Wa sifat.

Inti dari Tauhid adalah sudah diterangkan dalam Surat Al Ikhlas karena Surat ini mencapai 1/3 isi Al-Qur'an dalam keutamaannya sehingga jika semua sudah di paparkan oleh Allah dalam Qur'an, mengapa perlu lagi membagi Tauhid menjadi 3 ??? sehingga ada istilah

1. Rubbubiyah
2. Uluhiyyah dan
3. Asma wa sifat

Umat islam meyakini bahwa Tauhid adalah meng esakan Allah dengan bersaksi mengucapkan Syahadat ''Asyhaduala Illaha Ilallah, Wa Asyhadu ana Muhammadarrasulullah''
di dalam kesaksian ini sudah mencakup semua esensi Allah, meyakini segala apa yang di punyai Allah.
Meyakini dengan Iman, sedangkan Iman itu sendiri adalah Tashdiqun Bi Qalbi, Wal Ikraarun Billisan, Wa'amalun bil Arkaan...

DIPERBOLEHKANNYA MEMBACA YASIN DAN TAHLIL KEPADA KERABAT YANG SUDAH MENINGGAL

 Bissmillahirrahmaanirrahiim...

Membaca tahlil atau Surat Yasin sejatinya adalah berzikir; zikir yang bertujuan mendoakan keluarga yang telah wafat. Hal itu bisa dilakukan secara individual maupun berjamaah. Jika dilakukan secara individual, maka kita bisa melakukannya kapan saja dan di mana saja. Jika dilakukan secara berjamaah, tentu harus berkumpul di tempat khusus. Zikir yang dilakukan secara bersama-sama, merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Islam. Rasulullah SAW bersabda:
لاَيَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ عَزَّوَجَلَّ إِلاَّحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ (رواه مسلم)
Tidaklah berkumpul suatu kaum sambil berzikir kepada Allah Swt, kecuali mereka akan dikelilingi oleh para malaikat. Allah Swt. akan melimpahkan rahmat kepada mereka, memberikan ketenangan hati, dan Allah akan memuji mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya. (HR. Muslim)