SAYYIDUS SYUHADA'

Siang sangat gagah. Matahari masih memanggang pasir-pasir di gurun ini. Hembusan anginpun menerbangkan butiran pasir yang pagi ini basah.
Pria ini berjalan berhati-hati seperti tak ingin kehilangan mangsanya. Tubuh yang sedikit gemuk dan kekar itu memegang panah dengan anak busur yang sudah siap melesat. Lalu seketika saja “crapp..”. seekor kijang muda tertembus busur dibagian badannya. Buruannya lengkap sudah, lalu ia memanggulnya menuju perkemahan. Terkejut ia oleh seekor singa yang masuk kedalam tendanya dengan mengobrak-abrik isi didalamnya, lalu dengan garang lelaki ini menurunkan kijang yang di pikulnya, dan melawan singa itu dengan tiada rasa takut. Satu tikaman pedang menancap di leher singa itu. Lalu dikuliti serta kulitnya ia naikan sebagai pelana kudanya.
Gagah perkasa, itulah sebutan yang pantas untuk lelaki ini. Sehingga ketika namanya disebut, takutlah seluruh penduduk mekkah mendengar namanya patut untuk diperhitungkan.

Setibanya di perkampungan, sudah menjadi kebiasaannya untuk berthawaf di baitullah dan selalu melewati balai pertemuan orang Qurays itu sambil mengucapkan salam. Tetapi setibanya di jalan, sekelompok Orang Quraysh sedang berkumpul dan bercerita bahwa siang tadi Amru Bin Hisyam atau yang terkenal dengan panggilan Abu Jahal itu telah mempermalikan Keponakannya yaitu Muhammad. Muhammad di caci maki lalu di ludahi. Tetapi Utusan Allah itu tidak mengindahkan perlakuannya. Ya.....,, siapa yang tak merasa terbakar ketika saudaranya diperlakukan seperti itu.
Setelah melihat Hamzah, seorang wanita budak Ju’dan bin Amr menghampirinya dan menceritakan apa yang dilakukan Abu Jahal kepada Keponakannya itu.
“wahai Abu Umarah. Begitu panggilannya Hamzah. Seandainya saja tadi engkau melihat apa yang diperbuat oleh Abul Hakam (sebutan Abu Jahal) terhadap keponakanmu Muhammad, ia mengganggu Nabiullah itu dengan mencaci makinya dan melakukan hal yang tidak beliau sukai, dan setelah itu ia pergi dan muhammad tidak menyahuti.”

Darah Hamzah pun bergejolak. Amarahnya mengalir hingga ke seluruh tubuhnya.bergegas ia mencari Abu Jahal karena telah menetapkan niat untuk menghajar Bapaknya Kejahilan itu.
Ketika Hamzah masuk masjid, ia melihat Abu Jahal berkumpul dengan orang2 Qurays dan Hamzahpun berjalan mendekatinya. Sesampainya di hadapan Abu Jahal, ia langsung saja memukulkan panahnya pada kepala Abu Jahal hingga mengucur darah segar dari kepala itu. Lalu memukulinya hingga babak belur dan tersungkur ke tanah. Hamzah tetap gagah berdiri dan mengatakan “apa engkau mencaci maki keponakanku padahal aku seagama dengannya? Silahkan balas jika engkau sanggup” begitu kalimatnya kepada Abu Jahal.

Mendekatlah beberapa orang dari bani makhzum kepada Hamzah untuk menolong Abu Jahal. Namun Abu Jahal yang terkenal Munafik dan pandai memaki itu mengatakan “Demi Allah aku telah menghina Keponakannya dengan penghinaan yang buruk”. Sahut Abu Jahal ketika hendak di tolong sekumpulan orang dari bani makhzum itu.
Dan perlakuan serta perkataan Hamzah tadi adalah sekaligus pernyataan bahwa Hamzah telah Islam.
Para petinggi Quraisy itu seketika saling pandang, tadinya mereka hendak menentang Hamzah terhadap perlakuannya terhadap Abu Jahal, tetapi mereka nampaknya takut dengan Nama besar Hamzah ini. Sehingga Abu Sufyan petinggi kafir Qurays pun mengatakan bahwa Muhammad telah mendapatkan teman yang tangguh.
Allah memperkuat agamanya dengan masuknya Hamzah Bin Abdul Muththalib kedalam islam.

Hal itupun terbukti ketika dalam perang pertama kali sebagai penentuan hidup dan matinya islam yaitu di bukit Badr.
Ialah perang badar yang menaikan nama Hamzah sebagai sahabat Rasulullah dengan kedua bilah pedangnya dan gagah perkasa.

Matahari menyengat mata. Tombak-tombak di tegakkan, sekian banyak pedang di angkat dan pasukan pemanah yang gagah nian bersiap di bawah komando Hamzah Bin Abdul Muththalib juga Ali Bin Abi Thalib.
Debu beterbangan, sumur badar menjadi saksi, pasir-pasir berteriak Allahu Akbar, ketika kelompok yang berisikan 3 orang yaitu Hamzah bin Abdul Muththalib, Ali Bin Abi Thalib salah seorang lagi. Umar bin Khattab pun menyemangati mereka dengan berteriak “Ahadu Ahad, Ahadu Ahad, Ahadu Ahad berkali2 dan diikuti pasukan perang muslim yang berjumlah 313 personil itu.
Semangat perang mereka meninggi langit. Dan pasukan pun di kerahkan kemedan darah.
Abu Jahal tewas terbunuh. Dan pasukan Qurays berlarian karena takut.
Subhanallah..
Dalam tangis dan gembira serta rasa haru yang bergejolak karena harus membunuh bangsanya sendiri, kemenangan islam telah dimulai sejak ini.
Inilah kemenangan Islam Pertama dalam perang pertama.

Adalah dia wanita dari suku bangsa arab Hindun Binti ‘utbah, merasa dendam karena ayahnya terbunuh dalam perang badar dalam pertempuran 3 lawan 3. ‘utbah adalah petinggi qurays yang tewas ditangan Hamzah. Sehingga hindun menyimpan dendam yang sangat dalam, yang akhirnya ia menjanjikan kebebasan kepada seorang budak yang bernama Washyi Bin Harb untuk membunuh Hamzah.

Bukit-bukit bergejolak. Islam telah Masanya indah. Baginda Rasul tetap pada pendiriannya. Sahabat-sahabat semakin gagah. Kini tiba saat yang siap. Bukit uhud berdetak seperti pohon yang bergunjang.
Tanah mulai beterbangan dengan gurisan kaki kuda yang tegap.
Aba-aba dibunyikan, lalu bersinarlah pedang-pedang dan saling menghujamkan tajam. Sudah semakin yakin bukit Uhud akan dikuasai tentara Islam saat itu, Hamzah dengan gigih menebas leher demi leher tentara kafir itu. Sudah semakin dekat dengan kemenangan, tentara muslim yang berada di bukit uhud itu seketika melanggar perintah Rasulullah. Mereka berlarian berebut harta yang berserakan dilembah Uhud. Akhirnya tentara kafir menggunakan kesempatan untuk menggempurnya. Dan pasukan Rasulillah pun kocar-kacir berlarian.
Hal ini semakin menambah semangat Hamzah dalam menggenggam pedangnya. Hingga tebasan terakhir pedang Hamzah di leher Siba’ Bin Abdul Uzza, namun Allah berkehendak lain. Baju baja Hamzah tersingkap lalu Washyi Bin Harb pun yang sudah lama mengintip Hamzah langsung melontarkan tombak, hingga mengenai pinggangnya.

Gelap sudah langit, matahari pun tak tega menampakan dirinya. Rasulullah dan para sahabatnya memeriksa bekas peperangan. Merekalah para syuhada’. Sejenak beliau berhenti dan berdiam, membisu dan tak dapat mengatakan apapun serta menetes air matanya mengalir pada kedua pipinya, melihat jasad Hamzah pamannya itu yang terkoyak pada bagian dada.
Dialah Asadullah. Hamzah si Singa Allah yang gagah perkasa dengan kedua pedangnya. Lalu dengan terharu Rasulullah mengatakan “tak pernah aku menderita sebagaimana yang aku rasakan saat ini. Dan tidak ada suasana apapun yang lebih menyakitkan diriku dari suasana sekarang ini”. Bersamaan dengan itu Allah berfirman..:
“DAN JIKA KAMU MEMBERIKAN BALASAN, MAKA BALASLAH DENGAN BALASAN YANG SAMA DENGAN SIKSAAN YANG DITIMPAKAN KEPADAMU. AKAN TETAPI JIKA KAMU BERSABAR SESUNGGUHNYA ITULAH YANG LEBIH BAIK BAGI ORANG-ORANG YANG SABAR” (AN NAHL 126).

Dialah yang terbaik. Membuat mata Utusan Allah itu bercucuran keluh. Dialah Asad Allah wa Asad Rasulih (singa Allah dan Singa Rasul). Jenazahnya dibaringkan. Mereka bersiap menshalatkan. Setiap usai menshalatkan jenazah para syuhada’, dan menurunkannya untuk dikuburkan, jenazah Hamzah tetap di atas dan dishalatkan lagi bersama jenazah syuhada’ lainnya. Seperti itulah seterusnya sehingga jika dihitung, Rasulullah dan para sahabatnya telah menshalatkan Hamzah sebanyak 70 kali.

Madinah berduka...
Orang yahng paling berperan itu telah tiada
Bukit uhud menjadi saksi kejamnya pedang dan tombak
Islam kehilangan putra terbaik yang gagah dan berani
Dialah sosok asadulah wa asadurasulih
Dialah singa Allah dan Singa Rasul
Ikhwan muslim meneteskan air mata
Perjuangan belum usai juga
Ya....
Memang dia..
Dialah SAYYIDUS SYUHADA’
PEMIMPIN PARA SYUHADA'

Inalillahi Wa inna illaihi raaji’uun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar