Rabu, 24 April 2013

SUDUT PANDANG PEMAHAMAN MU'TAZILAH, MUJASSIMAH DAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH ( BAGIAN III )


ASAL MULA PEMAHAMAN MUJASSIMAH


Abul Abbas Taqiuddin Ahmad bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani (IBN TAIMIYAH)
Terdapat satu aliran di dalam Islam yang dipanggil aliran mujassimah yaitu satu fahaman yang mengiktikadkan bahawa Allah Ta’ala itu mempunyai jisim (tubuh badan).Dasar yang menjadi pegangan fahaman ini ialah ayat – ayat Al Quran dan hadis yang mutasyabihat (samar maksudnya).Fahaman ini mengiktikadkan Allah Ta’ala mempunyai tubuh , wajah , tangan , rusuk , kaki dan lain – lain sesuai dengan dasar pengambilan dalil oleh mereka yaitu makna yang zahir dari ayat – ayat Al Quran dan hadis – hadis yang mutasyabihat.


Sebagai salah satu ilmu keIslaman, Ilmu kalam sangat penting untuk di ketahui oleh seorang muslim dimana pembahasan dalam ilmu kalam ini adalah pembahasan tentang aqidah dalam Islam yang merupakan inti dasar agama, karena persolaan aqidah Islam ini memiliki konsekuensi yang berpengarah pada keyakinan yang berkaitan dengan bagaimana seseorang harus menginterpretasikan Tuhan itu sebagai sembahannya hingga terhindar dari jurang kesesatan dan dosa yang tak terampunkan (syirik).
Permasalahan nya terdapat pada bagian :
Bagaimana sejarah singkat timbulnya aliran Mujassimah ?
Bagai manakah Pokok-pokok ajarannya/pemikrannya ?
Siapa tokoh-tokoh Aliran Mujassimah ?
Bagaimana pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan sunnah dan ijma' serta Qiyas?
Hal tersebut bertujuan agar :
Mengetahui Sejarah munculnya aliran mujassimah
Mengetahui Tokoh-tokoh aliran mujassimah
Menjelaskan pemikiran / I’tiqad kaum mujassimah
Menjelskan pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan sunnah dan ijmak
Sejarah Munculnya Aliran Mujassimah (Musyabbihah)
Kaum musyabbihah artinya kaum yang menyerupakan. Kaum musyabbihah digelari kaum musybih (menyerupakan) kerana mereka menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya. Mereka mengatakan bahawa Allah bertangan, berkaki, bertubuh seperti manusia.Ada juga orang yang menamakan kaum ini dengan “kaum mujassimah”, yakni kaum yang mengisbatkan tubuh kerana mereka mengisbatkan tubuh bagi Allah. Mereka mengatakan Allah bertubuh terdiri daripada darah, daging, bermuka, bermata, bertangan, berkaki bahkan ada yang mengatakan bahawa Allah itu mempunyai alat kelamin dan kelaminnya itu laki-laki. .Ada juga orang yang menamakan mereka dengan “kaum hasyawiyah”.Hasyawiyah artinya percakapan kosong, percakapan di luar batas, percakapan hina-dina. Jadi, mereka itu adalah kaum “bercakap kosong”.
Kebanyakan kaum musyabbihah atau mujassimah ini berasal dari orang-orang yang bermazhab Hambali, tetapi Imam Ahmad bin Hanbal tidak berkeyakinan dan tidak beraqidah sebagaimana mereka. Kemudian pemikiran aliran Mujassimah/Musyabbihah ini berjangkit pula kepada sebilangan pengikut Imam Ahmad bin Hanbal. Sebagai buktinya, ketika Imam al-Asy’ari memberikan buku beliau bertajuk al-Ibanah kepada salah seorang pengikut mazhab Hanbali pada zamannya yang bernama al-Barbahari (tokoh Hanbali yang terpengaruh dengan pemikiran aliran Mujassimah/Musyabbihah), buku tersebut telah ditolak oleh al-Barbahari. Penolakan ini dilihat sangat mengherankan memandangkan al-Ibanah ditulis berdasarkan metode Imam Ahmad bin Hanbal.
Pemikiran ini terus berlarutan sehingga sampai ke kurun ke-4 dan ke-5 Hijrah. Tokoh mazhab Hanbali yang dilihat terpengaruh dengan aliran Mujassimah/Musyabbihah pada ketika itu ialah Abdullah bin Hamid, Qadhi al-Fara’ Abu Yala dan Ibn al-Zaghuni. Seorang tokoh ulama mazhab Hanbali yaitu Imam al-Jauzi (bukan Ibn Qayyim al-Jauzi) telah bangun menjelaskan kepincangan pemikiran ini daripada merusakkan mazhab Hanbali. Beliau telah mengembalikan semula metode sebenarnya Imam Ahmad bin Hanbal kepada pengikut mazhab Hanbali.
Kemudian pemikiran aliran ini dihidupkan semula pada kurun ke-7 Hijrah oleh IBN TAIMIYAH dan diikuti pula oleh muridnya Ibn Qayyim. Metodenya dilihat mempunyai persamaan dengan pengikut Hanbali sebelum ini kerana mereka mengakui bahawa mereka mengikut metode Salaf pimpinan Imam Ahmad bin Hanbal, tetapi mereka turut terjerumus di dalam aliran Mujassimah/Musyabbihah. Pegangan Ibn Taimiyyah ini terus diikuti pula oleh Muhammad bin Abdul Wahab yang menjadi penggasas aliran Wahabi.
Tokoh-tokoh Aliran Mujassimah
Imam-imam dan guru-guru besar kaum musyabbihah di antaranya adalah :
1. Abu Abdillah bin Hamad bin ‘Ali al-Bogdadi al-Warraq (meninggal 403H). beliau ini pengarang kitab usuluddin yang bernama “syarah usluddin”, di mana diuraikan banyak tentang tashbih, yakni keserupaan Allah dengan makhluk.
Qadhi Abu Ja’la Muhammad bin Hussein bin Khalaf bin Farra’ al-Hanbali(meninggal 458H). beliau ini banyak mengarang kitab usuluddin yang banyak memperkatakan tentang tashbih. Ada ulama’ mengatakan bahawa : “aib yang dibuat oleh Abu Ja’la ini tidak dapat dibersihkan dengan air sebanyak air laut sekalipun”.
2. Abu Hassan Ali bin Ubaidillah bin Nashar az-Zugwani al-Hanbali (meninggal 527H). beliau pengarang sebuah buku usuluddin yang bernama “al-Idah”, di mana banyak menerangkan soal tashbih dan taklim.
3' Ja’ad bin Dirhan.
4. Bayan bin Ismail.
5. Muhammad bin Kiram (meninggal 256H).
6. Hisyam al-Juwaliqi.
7. Yunus bin Abdirrahman.
8. ‘Ali bin Mansur.
***Nomor (6) sampai (9) ini memfatwakan bahawa Allah itu bertempat, dan tempatnya di atas, boleh ditunjuk dengan telunjuk ke atas.
Muaz al-Anbari yang memfatwakan bahwa Allah lelaki.
Daud al-Jawarihi yang memfatwakan bahawa Allah itu mempunyai anggota serupa dengan anggota manusia seluruhnya.
Pemikiran atau Doktrin Aliran Mujassimah
Fahama ini terbagi :
Golongan yang mengiktikadkan Allah Ta’ala itu mempunyai jisim tetapi jisim Allah itu tidak serupa dengan jisim makhluk.Fahaman ini dihukumkan fasik (berdosa besar) lagi bid’ah (menyeleweng dari sunnah nabi) oleh kebanyakan ulama.
Golongan yang mengiktikadkan Allah Ta’ala mempunyai jisim dan jisim Allah itu adalah sama seperti jisim makhluk.Fahaman ini dihukumkan kafir dengan tanpa syak dan hendaklah dituntut supaya bertaubat , sekiranya enggan wajib dibunuh dengan ittifaq ulama.Fahaman ini juga dikenali dengan fahaman musyabbihah yaitu fahaman yang menyerupakan Allah dengan makhluk.Aliran Mujassimah/Musyabbihah mengatakan bahawa sifat Allah SWT itu menyerupai sifat seperti makhlukNya. Atas dasar ini, mereka mendakwa bahawa Allah SWT itu mempunyai tangan, kaki, muka dan sebagainya lagi berdasarkan kefahaman mereka terhadap nas-nas mutasyabihat berbentuk sifat.
Mereka memahami nas-nas mutasyabihat itu dengan makna zahir semata-mata sehingga membawa kepada penyerupaan Allah SWT dengan makhlukNya tanpa mereka sedari. Mereka dilihat terlalu berlebih-lebih di dalam tafwidh untuk tidak melakukan takwil terhadap nas-nas mutasyabihat.
Pemikiran-pemikiran Aliran Mujassimah yang Bertentangan dengan Sunnah dan Ijma’
Allah Bermuka Dan Bertangan
Kaum Musyabbihah memfatwakan bahwa Allah bermuka dan bertangan .Mereka mengemukakan dua dalil dari ayat Al-qur’an ,yaitu:
Artinya :” Dan kekal muka Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan’’(Ar-Rahman : 27)
Kaum Musyabbihah mengatakan dalam ayat-ayat ini nyata benar bahwa Tuhan mempunyai muka dan itulah yang kekal dan mempunyai tangan lebih tinggi dari tangan manusia .KaumMusyabbihah mengartikan ayat-ayat ini menurut lahirnya saja .
Kaum Ahlusunnah menta’wilkan perkataan “wajhu” disini dengan: “Dan yang kekal adalah Zat-Nya yang qadim” yang ”mempunyai kebesaran dan kemuliaan . Karena dalam Qur’an lain (As-Syura :11) bahwasanya “..tiada yang menyerupai Tuhan sautu juga”.Kalau Ia bermuka dan bertangan maka serupalah dengan makhluknya , yaitu manusia .
Allah Duduk Bersila Di Atas 'Arsy.
Kaum Musyabbihah berpendapat bahwa Tuhan itu duduk bersila di atasa ‘Arsy.Dalil yang di kemukakan:
Artinya :”Ar-Rahman itu duduk bersIla di atas ‘arsy ” (Qur”an Surat Thaha : 5)
Mereka mengartikan perkataan “istawa” dengan duduk bersela serupa selanya manusia.
Kaum Ahlussunnah wal-Jama’ah mengartikan perkataan “istawa” di sini dengan menguasai atau memerintahi. Jadi ayat ini menurut kaum Ahlussunnah wal Jama’ah : “Tuhan yang Rahman menguasai ‘Arsy”.
Tuhan Di Atas Langit
Kaum Mujassimah atau kaum Musyabbihah mengatakan bahwa Allah di atas , di atas langit .Mereka mengemukakan dua , ayat sebagai dalilnya , yaitu :
Artinya: “Tetapi Tuhan mengangkat (Nabi Isa) kepadaNya ,Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(An Nisa:158).
Dalam ayat ini kata kaum Musyabbihah di nyatakan bahwa Nabi Isa diangkat oleh Tuhan kepadaNya , yang berarti bahwa Tuhan itu di atas, karena da perkataan “rafa’a” yang berarti mengankat ke atas.
Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah mengartikan ayat ini dengan tempat yang mulia ,jadi Nabi Isa di angkat ketempat yang mulia dan ia berada di tempat yang mulia. Pada ayat-ayat ini memang yang mulia karena perkataan “di atas” atau “di langit” biasa juga di pakai oleh orang Arab pada arti tempat yang mulia.
Allah Bertubuh Serupa Nur
Kaum Musyabbihah mengatakan bahwa Tuhan itu bertubuh seperti makhluk-Nya dan tubuh-Nya itu berkilau-kilauan serupa nur, serupa cahaya.Dalil yang mereka kemukakan adalah ,firman Allah :
ﷲﻨﻭﺮﺍﻠﺴﻤﻮﺍﺖﻭﺍﻷﺮﺽ.۝
Artinya: “ Allah itu Nur langit dan Bumi ?” (An-Nur 35 ).
Maka Tuhan menurut kaum Musyabbihah serupa dengan cahaya matahari yang memeancar kesana kesini yang meliputi alam yang luas ini.
I’tiqad ini di tentang keras oleh kaum Ahlussunnah wal Jama’ah ,karena arti ayat ini ialah “memberi cahaya pada langit dan bumi”.
Jadi arti ayat ini ialah : “Tuhan yang memberi cahaya pada langit dan bumi”.Dan perkataan “Nur” dalam ayat ini diartikan “pembeberi cahaya atau pemberi petunjuk dengan cahaya” bukan “cahaya”.
Kaum musyabbihah merupakan kaum yang dianggap sesat oleh kaum Aswaja,terbukti dari pokok-pokok ajaran dan paham yang mereka anut. Mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an dengan mentah-mentah, tanpa melalui proses pemahaman yang baik. Terlebih kaum ini menyerupakan Tuhan Allah setara dengan mahluknya, inilah yang menjadi dasar mengapa kaum ini disebut kaum musyabbihah atau kaum yang menyerupakan.Keberadaan Kaum yang bernama Musyabbihah (Mujassimah) dianggap menyimpang dan bahkan sesat oleh Kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah karena i’tiqad – i’tiqadnya yang menyimpang dari koridor islam.
Dari uraian diatas, dapat kita pahami bahwa Islam telah hadir sebagai pelopor lahirnya pemikiran-pemikiran yang hingga sekarang semuanya itu dapat kita jumpai hampir di seluruh dunia. Hal ini juga dapat dijadikan alasan bahwa Islam sebagi mana di jumpai dalam sejarah, bukanlah sesempit yang dipahami pada umumnya, karena Islam dengan bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah dapat berhubungan dengan pertumbuhan masyarakat luas .
Sekarang, bagaimana kita menaggapi pemikiran-pemikiran tersebut yang kesemuanya memiliki titik pertentangan dan persamaan masing-masing dan tentunya pendapat-pendapat mereka memiliki argumentasi-argumentasi yang bersumber pada al-Qur’an dan Hadits. Namun pendapat mana diantara pendapat-pendapat tersebut yang paling baik, tidaklah bisa kita nilai sekarang. Kerana penilaian sesungguhnya ada pada sisi Allah yang akan diberikanNya di akhirat nanti .
Penilaiaan baik tidaknya suatu pendapat dalam pandangan manusia mungkin di lakukan dengan mencoba menghubungkan pendapat tersebut dengan peristiwa-peristiwa yang berkembang dalam sejarah. Disisi lain, kita juga bisa menilai baik tidaknya suatu pendapat atau paham dengan mengaitkannya pada kenyataan yang berlaku dimasyarakat dan dapat bertahan dalam kehidupan manusia, dan juga pendapat tersebut banyak di ikuti oleh Manusia.
Catatan : Abul Abbas Taqiuddin Ahmad bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani أبو عباس تقي الدين أحمد بن عبد السلام بن عبد الله ابن تيمية الحراني atau yang biasa disebut dengan nama Ibnu Taimiyah saja (lahir: 22 Januari 1263/10 Rabiul Awwal 661 H – wafat: 1328/20 Dzulhijjah 728 H). beliau mengajak kembali kepada Alqur'an dan Sunnah dengan penafsiran otodidak dan secara harfiyah/tulisan saja...kemudian berkelanjutan kepada ulama' Muhamad bin abdul wahab yang juga cikal bakal ajaran Wahabi, dan kemudian di populerkan oleh ulama' baru seperti Albani dan Utsaimin..
wallahu A'lam Bishshawab...
artikel ini bertujuan untuk memberi tahu jangan sampai terjerumus kepada masalah yang bathil.
SUDUT PANDANG PEMAHAMAN MU'TAZILAH, MUJASSIMAH DAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH ( BAGIAN I hingga BAGIAN III) ini bertujuan bukan untuk provokasi, tetapi untuk mengajak saudara2 kembali kepada Barisan Mayoritas Umat muslim Al-Sawad Al A'dzam Ahl Ash Sunnah Wa Al Jama'ah (Ahlussunnah Waljama'ah)...
wassalamu'alaikum

1 komentar:

  1. assalamu"alaykum wr wb,mau tanya apa punya artikel tentang sejarah haraqah atau kelompok" politik islam

    BalasHapus